Dear sahabatku,
Aku mohon kau
membacanya, meskipun panjang dan membosankan.. Pesanku adalah tolong kau baca
sampai selesai. Jazakillah..
Hari ini aku begitu
sedih. Bukan tanpa alasan, aku menangis seperti ini tentu ada alasan. Siang
tadi aku membuka aplikasi jejaring sosial BBM (Blackberry Messenger), rata-rata
setiap orang memilikinya begitupun denganku. Di aplikasi tersebut, setiap orang
memiliki jumlah kontak yang bervariasi, entah ada berapa jumlah teman perempuan
maupun laki-lakinya. Aku pun tak tahu berapa jumlah teman BBM di kontakku, yang
pasti di sana ada teman laki-laki.
Kesedihanku tidak
sederhana, sahabatku. Meskipun terdengar begitu konyol. Hari ini aku menangis
hanya karena melihat beberapa teman dekat dan teman sekelasku mengganti DP
(Display Picture) mereka. Tidak ada yang salah dengan foto dan tidak ada yang
salah dengan mengganti foto, yang salah adalah orang yang ada di foto tersebut
kemudian menyebarkannya secara cuma-cuma. Maafkan aku sahabatku, aku menyalahkanmu.
Aku katakan sekali lagi, kau yang bersalah.
Aku begitu sedih,
Sedih melihat
indahnya rambut sahabatku diperlihatkan secara gratis kepada semua orang.
Aku sedih melihat
indahnya rupa dan tubuh sahabatku dinikmati semua orang.
Aku sedih melihat
indahnya tubuh sahabatku menempel dengan dia yang belum menjadi muhrimnya.
Maaf sahabatku, kau
salah jika menilaiku berlebihan atau istilahnya lebay. Tidak sama sekali. Aku
hanya ingin kita semua kembali taat pada Yang Maha Kuasa.
Dulu kita sekolah
bersama, belajar bersama, dan dulu kita berjilbab bersama.
Jilbab kita dulu sama
sahabat, sama-sama tipis dan sama-sama asal menempel di kepala. Jilbab itu kini
kurapatkan lagi dikepalaku, tapi kenapa kau malah buang jilbab itu?
Aku tahu tidak ada
seorangpun yang sempurna di muka bumi ini, aku pun seperti itu. Aku tidak
sempurna, aku seorang pendosa, mungkin aku juga adalah calon penghuni neraka.
Tapi aku tidak mau
mendapat murka dari Allah, sang Raja di Hari Pembalasan. Aku tidak mau mendapat
murkanya. Begitu pula aku tidak mau kau mendapat murka-Nya. Keinginanku untukku
sama halnya keinginanku untukmu.
Keinginanku yaitu aku
ingin bertemu Allah Subhanahu Wa Ta'alla dan aku ingin kau pun bertemu
dengan-Nya. Aku ingin kita bersama-sama menuju ke Surga-Nya.
Sebenarnya aku takut
mengatakan ini. Aku takut kau tak mau lagi menjadi temanku. Aku takut
kehilangan sahabatku. Aku takut dikatakan sok alim, sok suci, so bersih. Aku
takut kalian membenciku.
Tapi sahabatku,
Aku sadar, ini adalah
tugasku. Dakwah adalah kewajibanku, kewajiban kita semua umat Islam. Aku ingin
menebar kebaikan ini, memberitahu apa yang benar dan apa yang salah tanpa
melukai hati siapapun. Semoga hatimu tak terluka sahabatku..
Bismillaah..
Aku mengatakan hal
ini karena aku adalah seorang muslimah, begitupun denganmu.
Kewajiban seorang
muslimah adalah menjaga dan menutup auratnya, sayang. Tahukah, semakin kau
menjaganya maka kau semakin terjaga. Kau tidak akan diganggu oleh pria penebar
harapan palsu ataupun laki-laki berhidung kelinci.
Rambut adalah mahkota
seorang wanita. Dalam islam, rambut saja dikatakan sebagai mahkota, apalagi
yang lainnya. Simpanlah mahkotamu itu sayangku, agar tidak ada yang mengganggu
untuk mencurinya. Engkau adalah harta yang tak ternilai, kau adalah perhiasan
terindah sahabat.
Ini bukanlah sebuah
keegoisan. Bukan berarti aku mengajarkanmu untuk pelit tidak berbagi
keindahan rambutmu itu pada yang lain. Aku hanya ingin kau menikmati kenyamanan seperti yang saat ini aku
rasakan. Kenyamanan menutup aurat sesuai syariat Islam yang diajarkan
Rasulullah dan diperintahkan oleh Allah.
Mari kita lupakan
dulu soal kenyamanan. Kita bicarakan dulu tentang dosa.
Tahukah, bahwa
menutup aurat itu kewajiban?
Waktu sekolah agama
aku diajarkan bahwa yang namanya 'wajib' adalah bila dikerjakan mendapat pahala
dan bila ditinggalkan ia mendapat dosa.
Meninggalkan
kewajiban berarti mendapat dosa, begitupun meninggalkan khimar berarti
mendapatkan dosa. Aku tak mau kau mendapatkan dosa, meskipun aku tahu kau yang
mendapatkannya, itu urusanmu bukan urusanku, tapi TETAP aku tak mau kau
mendapatkan dosa.
Aku ingin kau
selamat, aku ingin kita selamat.
Aku ingin kita
berjuang bersama-sama untuk istiqamah taat.
Aku menyayangimu
sahabat, aku menyayangimu karena Allah.
Kau tahu, setiap
lembar rambut yang terlihat oleh seorang laki-laki yang bukan muhrim akan
menjadi pecut yang terbuat dari api. Pecut itu akan melukai pemilik yang dulu
tak menjaganya.
Ada berapa lembar
rambut yang kau perlihatkan? Ada berapa orang yang melihatnya?
Ada berapa lidah api
yang akan membakar pemiliknya? Ada berapa kali kau mengizinkan lidah api itu
memecut tubuhmu?
Aku tak mau kau
tersiksa karena aku tak memberitahumu. Aku hanya ingin mengingatkan, barangkali
kau lupa temanku..
Bahkan, orang yang
tidak menutup auratnya, jangankan masuk surga.. mencium baunya pun tidak akan
mampu.
Aku tidak mau kau
seperti itu, setidaknya mari kita menikmati aroma surga bersama-sama.
Aku tahu, aku pun
bukan orang yang bersih. Aku tahu aku banyak dosa. Aku tahu aku tak pantas berbicara
seperti seorang ustadzah, aku tahu.
Tapi, jika amar makruf
nahi mungkar hanya dilakukan oleh orang yang sempurna, maka tidak akan ada
satupun orang yang berbuat kebaikan. Karena sejatinya, tak ada satupun orang
yang sempurna, termasuk aku.
Di sini aku ingin kau
memahami apa yang aku pahami. Aku ingin kau merasakan apa yang aku rasakan.
Terdengarnya egois, tapi.. Aku tidak akan pernah memaksamu untuk menutup
auratmu.
Aku hanya ingin memberitahu dan
mengingatkan bahwa menutup aurat adalah kewajiban. Meskipun nanti
ada taubat, tapi mengapa tidak disegerakan? Kita tidak pernah tahu kapan ajal
akan memanggil. Marilah kita bertaubat, selagi waktunya masih ada.
Istiqomahlah dalam berhijab sahabatku. Tenanglah, jangan berfikir kau tidak akan laku. Kau itu begitu
cantik, sayangku. Kau adalah
perhiasan terindah. Hanya orang bodoh yang menyia-nyiakkanmu, sahabat.
Kau tahu berharganya
mutiara? Meskipun mutiara tertutup rapat dan berada di dasar samudera, semua
orang menginginkannya. Tapi,
tak seorang pun yang mau mengambil mutiara di dasar samudera. Hanya penyelam
hebatlah yang akan berani mengambil mutiara itu. Hanya orang hebatlah yang akan
mendapatkanmu.
Semoga Allah
menyayangimu, temanku. Maaf bila kau terganggu dengan isi tulisanku. Ini adalah surat cinta pertama yang kutulis padamu. Aku begitu menyayangimu.
Aku tidak akan peduli
betapa kau merasa aku sangat menjengkelkan dan hingga akhirnya kau menjauhiku.
Aku hanya ingin, kau tidak akan membenciku kelak di Yaumil Akhir.
Terima kasih sudah
membaca tulisanku, semoga Allah senantiasa melindungimu selalu.
Uhibbukum fillah,
duhai sahabatku,
sungguh aku mencintaimu
karena Allah.
0 komentar:
Posting Komentar