Pengertian Cerebral Palsy
Bagi teman - teman yang menyukai dunia anak berkebutuhan khusus, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah cerebral palsy. Tapi, tahukah teman - teman apa itu cerebral palsy?
Cerebral palsy berasal dari kata cerebrum yang berarti otak besar dan palsy yang berarti kelumpuhan, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai kelumpuhan otak. Cerebral palsy juga dapat berarti sebagai serangkaian kondisi dan gejala yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak, yang biasanya terjadi sebelum, selama, atau sesaat setelah kelahiran. Menurut Soeharso (1982), cerebral palsy merupakan suatu cacat yang sifatnya gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan dari fungsi otot dan urat saraf (neuromuscular disorder), dan yang disebabkan oleh sebab-sebab yang terletak di dalam otak.
Ciri utama dari anak yang menderita cerebral palsy adalah gangguan pada kemampuan motorik. Hal ini disebabkan karena otak yang mengalami kerusakan terletak pada bagian frontalis yang berada di dekat parietalis. Bagian otak ini merupakan pusat pengendalian fungsi motor. Sehingga, meskipun kondisi fisik, otot, atau saraf pada bagian motorik tidak mengalami kecacatan, namun karena kerusakan pada bagian otak tersebutlah yang mengakibatkan penderita sulit mengendalikan gerakan tubuh.
Namun, perlu diketahui pula bahwa biasanya penderita cerebral palsy tidak hanya mengalami gangguan motorik saja. Banyak diantara penderita cerebral palsy yang juga mengalami masalah pada penglihatan, pendengaran, kecerdasan, dan lain sebagainya yang disebabkan oleh kerusakan otak yang dialaminya.
Klasifikasi Cerebral Palsy
Anak dengan hambatan cerebral palsy dibagi menjadi beberapa kelompok yang didasarkan atas penggolongan menurut derajat kecacatan, topografi, dan fisiologi.
Penggolongan menurut derajat kecatatan
Menurut derajat kecacatannya cerebral palsy dibagi menjadi :
a. Golongan ringan
Mereka yang termasuk cerebral palsy golongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya. Mereka memiliki kecanggungan umum pada gerak motorik dan ketidakseimbangan.
b. Golongan sedang
Mereka yang termasuk golongan sedang adalah mereka yang membutuhkan treatment/latihan khusus untuk bicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri, golongan ini memerlukan alat-lat khusus untuk membantu gerakannya, seperti brace untuk membantu penyangga kaki, kruk/tongkat sebagai penopang dalam berjalan. Dengan pertolongan secara khusus, anak-anak kelompok ini diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri. Mereka yang termasuk golongan sedang terlihat memiliki gaya berjalan yang tidak seimbang, lemah, dan limbung.
c. Golongan berat
Mereka yang termasuk ke dalam golongan berat adalah mereka yang sebagian besar memiliki kemampuan fisik terganggu, sehingga membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara, dan menolong dirinya sendiri, mereka tidak dapat hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat.
Penggolongan menurut topografi
Penggolongan cerebral palsy menurut topografi digolongkan menjadi:
a. Monoplegia
Kelumpuhan terjadi pada satu anggota gerak saja, misalnya kelumpuhan pada kaki kanan saja.
b. Diplegia
Kelumpuhan terjadi pada dua anggota gerak, misalnya kelumpuhan kedua tangan atau kelumpuhan kedua kaki.
c. Triplegia
Kelumpuhan terjadi pada tiga anggota gerak, misalnya kelumpuhan terjadi pada tangan kanan dan kedua kaki.
d. Hemiplegia
Kelumpuhan terjadi pada salah satu sisi/bagian tubuh, misalnya kelumpuhan pada kaki kanan dan tangan kanan.
e. Kuadriplegia
Kelumpuhan terjadi pada empat/seluruh anggota gerak dan terkadang wajah, misalnya kelu mpuhan pada kedua tangan dan kedua kaki. Kuadriplegia dapat disebut juga dengan tetraplegia.
f. Paraplegia
Kelumpuhan terjadi pada bagian bawah tubuh, misalnya kelumpuhan pada tungkai kaki.
Penggolongan menurut fisiologi
Penggolongan cerebral palsy menurut fisiologi dibagi menjadi :
a. Spastik
Tipe spastik ditandai dengan adanya gejala kekejangan atau kekakuan pada sebagian atau seluruh otot tubuh. Penderita akan terlihat memiliki gerakan-gerakan yang lambat dan canggung. Seringkali lengan dan kaki yang terkena layuh, serta lidah, mulut dan faring dapat terkena juga, sehingga berpengaruh kepada kemampuan bicara, makan, bernapas, dan menelan. Sebanyak 70% - 80% kasus cerebral palsy berada pada tipe ini. Tipe spastik ini disebabkan oleh kerusakan dan cedera pada traktus piramidalis dan merusak umn (upper motor neuron). Biasanya anak cerebral palsy tipe spastik juga memiliki kemampuan kognitif yang rendah, tingkat kecerdasannya tergantung dari tingkat kerusakan otak yang dimilikinya.
b. Athetoid
Tipe athetoid ditandai dengan gerakan-gerakan yang tidak terkontrol (involuntary movement), terdapat pada kaki, lengan, tangan, atau otot-otot wajah yang lambat bergeliat-geliut tiba-tiba dan cepat. Dalam sebagian besar kasus gerakan yang tidak terkontrol pada otot wajah dan lidah menyebabkan anak tampak menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur. Penderita juga mengalami koordinasi otot bicara. Cerebral palsy athetoid ini terjadi pada 10 – 20% kasus cerebral palsy. Pada tipe ini kerusakan terjadi pada sistem motorik ekstrapiramidal atau hingga ke ganglia basalis. Namun, untuk kemampuan kognitif pada tipe atetosis tidak mengalami hambatan.
c. Ataxia
Tipe ataxia ditandai dengan gerakan-gerakan yang tidak terorganisasi, dan gangguan keseimbangan. Penderita akan memiliki kesulitan dalam memulai berdiri, dan duduk, serta memiliki pola berjalan dengan tungkai kaki melebar, dan kadang-kadang tidak teratur. Seringkali keterampilan motorik halus yang memerlukan koordinasi mata dan tangan pun ikut terganggu. Bentuk cerebral palsy ini terjadi pada 5 – 10% kasus cerebral palsy. Kerusakan terjadi pada cerebellum dan kemampuan kognitif pun terhambat.
d. Tremor
Tipe tremor ditandai dengan adanya gerakan-gerakan kecil yang tanpa disadari dengan irama tetap. Gerakan tersebut disebut juga dengan gerakan ritmis, dan dapat terjadi pada kepala, bola mata, tungkai, dan bibir. Pada tipe ini pun tingkat kemampuan kognitif yang dimiliki relatif rendah.
e. Rigid
Tipe rigid ini ditandai dengan adanya kekakuan otot yang sangat kaku, begitu pula gerakannya, otot terlalu tegang di seluruh tubuh, dan cenderung menyerupai robot ketika berjalan. Selain itu tingkat kemampuan kognitif pun rendah.
0 komentar:
Posting Komentar