Kamis, 20 April 2017

BENARKAH CINTA INI KARENA ALLAH?

            Ada seorang temanku yang berkata, “Is, dosa gak kalau kita berkata kepada seorang gadis jika kita mencintainya karena Allah?”. Lalu aku bertanya balik kepada temanku itu, “Memangnya cinta karena Allah yang kau maksud itu seperti apa?”. Temanku menjawab bahwa dia tidak tahu dan meminta padaku untuk menjelaskan seperti apa sih cinta karena Allah itu.
            Ibaratnya kita ingin beli pensil karena ingin menulis, tapi kita tidak tahu apa itu menulis. Ketika ditanya, kenapa kamu membeli pensil, jawabannya adalah karena ingin menulis, namun ketika ditanya apa itu menulis, malah tidak bisa menjawab. Saat itu, sebenarnya aku ingin tertawa lepas dan terbahak-bahak, tapi sepertinya itu tidak baik untuk kulakukan. Nah, pada kesempatan kali ini aku akan membahas seperti apa sih cinta karena Allah itu? Apa sih makna dari kata “Aku Mencintaimu Karena Allah?”.
            Cinta adalah suatu perasaan yang timbul dari rasa kasih sayang. Setiap individu pasti memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Namun perasaan itu sering kali disalahgunakan oleh kaum muda zaman sekarang. Tidak hanya kaum muda, orangtua pun terkadang menyalahgunakan arti cinta yang sesungguhnya pada nafsu sementara. Kebanyakan dari kita tidak mengerti apa hakikat cinta yang sesungguhnya.
            Rasa cinta adalah fithrah yang dimiliki oleh setiap orang. Hal tersebut sangatlah wajar. Namun, perasaan tersebut menjadi tidak wajar ketika disalahgunakan. Banyak akibat buruk yang ditimbulkan dari menyalahgunakan cinta. Ada orang yang patah hati hingga tak mau merasakan cinta lagi dan memilih menyendiri seumur hidupnya, ada yang malah menjadi LGBT, ada yang berselingkuh, bercerai, dan bahkan ada yang saling membunuh hingga membunuh dirinya sendiri. Itulah akibat dari cinta yang tidak wajar. Contoh kongkrit dari cinta yang tidak wajar adalah pacaran, ttm-an, selingkuh, hts, baper-baperan, dll.
            Dalam Islam, cinta diatur sangat apik. Cinta yang dijelaskan Islam yang kuketahui itu tidak mengenal rupa, finansial, keturunan, pekerjaan, status sosial, ataupun yang lainnya. Dalam Islam, cinta adalah hal yang halal dan diridhoi selagi cinta tersebut dalam jalur Islam. Cinta yang sejati adalah cinta kepada-Nya dan cinta karena-Nya. Namun seperti apa sih cinta karena Allah itu?
            Contoh sederhananya seperti ini, ada seorang pemuda yang membeli mobil karena si A. Tentu saja karena alasannya si A, maka mobil itu digunakan untuk membuat pemuda itu bertambah dekat dengan si A. Kalau saja mobil itu digunakan untuk berselingkuh dengan si B atau digunakan untuk balapan, apakah menjadi benar bila pemuda itu membeli mobil karena si A?
Contoh lain, misalkan ada pemuda yang berkata pada seorang gadis bahwa dia mencintai gadis tersebut karena orangtuanya. Ada banyak kemungkinan yang terjadi, bisa jadi dia mencintai gadis itu karena dijodohkan oleh orangtuanya, bisa jadi karena gadis itu sangat baik pada orangtuanya dan sangat menyayangi orangtuanya, dan bisa jadi karena hal-hal lainnya yang berkaitan dengan orangtua si pemuda itu. Ada banyak kemungkinan yang terjadi. Sehingga dengan tidak disadari pemuda tersebut akhirnya mencintai gadis itu. Namun, cintanya pada si gadis bukan karena sikapnya yang baik ataupun rupanya yang cantik. Akan tetapi karena rasa cinta si pemuda pada orangtuanya. Kalau saja dia bersikap baik, tapi sikap baiknya untuk orangtua yang lain, tentu pemuda itu tidak akan mencintai gadis itu. Dan juga bila si gadis itu tidak lagi mencintai orangtua pemuda tersebut, sudah pasti cinta si pemuda pun akan hilang karena gadis itu tak lagi mencintai orangtuanya.
Apakah kau mengerti apa yang kusampaikan tadi?
Jadi seperti ini, maksudnya tentu saat kau mencintai seseorang karena Allah tentu alasannya agar kau bertambah dekat dengan Allah. Kalau malah jadi melanggar aturan Allah dengan berpacaran, tentu itu tidak bisa disebut mencintai karena Allah. Mengapa? Karena kau telah melanggar ketentuan-Nya. Kau malah mengikuti kata setan untuk berpacaran. Sebenarnya cintamu itu karena Allah atau karena setan?
Hal ini tentu akan sama saja saat kau berkata mencintai seseorang karena Allah. Bukan berarti saat kau merasa dialah jodohmu, itu artinya kau mencintainya karena Allah. Bukan, tentu saja itu bukan. Itu adalah keinginan nafsu dari bisikan setan. Beristigfarlah. Cinta yang seperti itu adalah cinta karena nafsu yang mengaku-ngaku karena Allah, dan itu bohong. Jangan mudah tertipu.
Bila ada yang mengatakan seperti itu, coba kau tanyakan apa itu mencintai karena Allah. Cinta seperti apa itu? Bila ia tidak bisa menjawab, dan inti jawabannya tidak sama dengan apa yang kusampaikan, maka itu bohong. Sama halnya seperti orang yang ingin membeli pensil karena ingin menulis, tapi setelah ditanya apa itu menulis dia tidak paham. Tentu sangat jelas sekali kebohongannya. Lalu, dari mana dia tahu istilah menulis itu. Mungkin saja karena dia hanya mendengar dan sepertinya terdengar begitu keren tanpa tahu apa-apa arti dari kata tersebut sehingga ia hanya mengikuti saja.
Bila ada yang mengatakan, aku mencintaimu tanpa alasan. Karena cinta tidak butuh alasan. Nah, hal itu pun hanyalah bualan kosong. Cinta yang seperti itupun adalah cinta dari nafsu, bukan cinta karena Allah. Cinta karena Allah adalah cinta yang memiliki alasan, dan alasannya adalah Allah.
Hal ini pun bukan berarti karena kau merasa Allah memberikan rasa cintamu pada dia, sehingga kau merasa inilah cinta karena Allah. Tentu saja bukan. Itu hanya dugaanmu saja. Bisa saja rasa cinta itu datang dari setan. Ibaratnya seperti ini, ada yang memberikanmu kucing dan kau menyukai kucing tersebut. Kau menyukai kucing tersebut karena kau yakin bahwa kucing itu pemberian dari A karena dia sangat baik dan kaya raya. Padahal, belum tentu itu dari A. Bisa saja itu dari S, dan S memberimu kucing yang terkena rabies. Karena kau menyangka itu dari A, maka kaupun tambah menyayanginya. Suatu hari, kau tergigit kucing itu dan kau terkena penyakit berbahaya, lalu kau menyalahkan A. Dalam kasus ini, apakah A bersalah? Tentu saja tidak. Kaulah yang bersalah. Kesalahanmu adalah dugaanmu yang tidak benar.
Cinta karena Allah adalah cinta yang kau tujukan kepada seseorang karena orang tersebut mencintai Allah pula, karena orang tersebut rajin beribadah kepada Allah pula, dan karena Allah memberimu orang itu sebagai jodohmu. Sehingga ketika orang itu tidak lagi mencintai Allah, tidak lagi beribadah pada Allah, maka cinta itu pun akan hilang. Itulah makna dari mencintai karena Allah.
            Sebelumnya, aku tadi memberikan statement bahwa mencintai karena Allah juga alasannya karena Allah memberimu orang itu sebagai jodohmu. Hal itu bukan berarti saat kau merasa seseorang adalah jodohmu, maka kaupun mencintainya. Tidak, itu sangatlah salah besar. Seseorang yang disebut jodoh adalah ketika orang tersebut sudah menjadi pasangan halalmu. Jadi, meskipun perilaku dari jodohmu itu luar biasa naudzubillah-nya, rupa dari jodohmu tidak seperti yang kau inginkan, tapi kau tetap bertahan karena dialah jodohmu di dunia. Alasan dari rasa cintamu bukan orang itu, tapi karena Allah yang memberi orang itu sebagai suami/isterimu. Satu hal yang perlu diketahui, bila ada seseorang yang mengatakan “Aku mencintai-Mu karena Allah” akan tetapi tidak menikahimu namun malah memacarimu, percayalah itu hanya omong kosong, bohong, hanya bullshit belaka. Jangan percaya.
            Lalu, bila cinta seperti itu yang diajarkan oleh Islam, bagaimana caranya agar kita bisa memiliki cinta yang seperti itu? Bagaimana kita bisa mendapatkan jodoh bila tidak pacaran terlebih dahulu? Bukankah zaman sekarang sulit sekali bila tidak pacaran dulu?
            Nah, jawabannya akan aku jelaskan di postingan selanjutnya dengan judul “Bagaimana Menjemput Jodoh?”. Tunggu saja tanggal mainnya. Jazakallahu Khairan.

......... coming soon
Bersabarlah. Jika ada yang mengatakan kapan menikah? Jawablah dengan tersenyum dan katakan, Insya Allah nanti saat waktunya tiba, karena Insya Allah, Allah telah merencanakan pernikahanku dengan sangat sempurna.
Insya Allah, ketika aku telah sampai pada lembaran yang menyimpan kisah pernikahanku.
Insya Allah nanti, saat waktunya telah tiba akupun pasti akan menikah.
Sampai saat ini aku pun tak tahu kapan waktu itu tiba, itu masih menjadi sebuah rahasia dan teka-teki. Sekarang adalah waktuku untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan sebaik-baiknya untuk menjemput pernikahan suci yang telah Allah rencanakan itu.
Setiap kejadian telah tertulis indah dalam buku-Nya. Allah telah menulis takdir kita akan rezeki, jodoh, dan kematian dengan sangat apik.
Allah telah menentukan tanggal pernikahan kita semua dalam tulisan-Nya yang agung. Tugas kita hanya perlu membaca, membaca dan membaca terus apa yang telah Dia tulis itu melalui kehidupan sehari-hari dengan rasa syukur dan sabar.
Sekali lagi, bersabarlah untuk tetap membaca setiap lembaran kehidupan ini, karena nanti pun kau akan sampai pada lembaran yang kau ingini. Lembaran yang mengisahkan peristiwa pernikahanmu yang suci dan diridhoi. Semangat!

*Insya Allah yang dimaksud adalah Insya Allah yang artinya Jika Allah mengizinkan. Bukan Insya Allah orang Sunda, hehe.
0

0 komentar:

Posting Komentar