Minggu, 11 Desember 2016

Jangan Bersedih!

“Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu adalah orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang beriman” (QS. Ali Imran:139)

Bismillah..

Aku tahu dan sangat yakin bahwa dalam diri manusia ada modal untuk berbuat baik. Aku tahu, bahwa dalam lubuk hati setiap manusia ada hasrat ingin kembali pada jalan yang benar. Aku tahu, bahwa Allah menciptakan manusia itu suci, bersih dari dosa.

Tapi, apa yang terjadi pada diri manusia? Benar kata Allah, manusia itu sangat dzolim dan bodoh. Ah begitulah manusia, selalu saja berbuat dosa dan salah meskipun ia dalam keadaan yang sangat sadar. Ah begitulah manusia, selalu saja mudah tertipu bisikan iblis yang menyesatkan.

Tapi, Allah itu Maha Baik. Saking baiknya Allah, Dia selalu menunggu manusia untuk kembali bertaubat kepada-Nya. Salah satu buktinya ialah, Dia masih memberikan kita hidup saat ini dengan segala kenikmatan dan kemudahan.

Tidak percaya bahwa semua ini pemberian dari-Nya?
Coba kita pikir, siapakah yang mendetakkan jantung kita? Siapakah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh? Siapakah yang menyuruh ginjal, paru-paru, hati, otak dan saraf-saraf dalam tubuh untuk bekerja? Apa kita yang melakukannya?
Tidak, kesemua itu bukanlah kuasa kita.

Bayangkan jika kesemua itu Allah bebankan kepada kita, Allah yang menyerahkan jantungmu untuk kau kontrol sendiri sama seperti tanganmu. Tangan bisa kau gerakkan semaumu, tapi saat kau tidur, tangan pun tertidur dan berhenti bekerja. Apakah kau pernah melihat orang tidur sambil menulis? Tentu tidak. Begitu pun dengan jantung, jika kau yang mendetakkannya, maka saat kau tertidur dia pun berhenti bekerja. Maka, nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?

Percayalah, sungguh Allah sedang menunggu kita untuk kembali kepada-Nya. Allah sungguh merindui kita semua. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalaam pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat hamba-Nya melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan kembali untanya yang hilang di tengah hutan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Semuanya tergantung dari bagaimana kita, apakah kita ingin kembali ke jalan-Nya? Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Jika ada hamba-Nya yang mendekati Dia sehasta, maka Dia akan mendekat sedepa. Jika ada hamba-Nya yang mendekati Dia dengan berjalan, maka Dia akan mendekati hamba itu dengan berlari. Sungguh, Allah itu merindui kita selaku hamba-Nya. Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya Allah Maha Mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS. Az-Zumar : 53).

Dan setelah kita berubah atau berhijrah, tentu godaan dan cobaan pasti akan berdatangan. Hal ini bukan karena Allah membenci kita, justru karena Allah mencintai kita. Dia ingin agar kita semakin dekat kepada-Nya, juga sebagai pembuktian diri bahwa kita memang bersungguh-sungguh ingin menjadi manusia yang bertakwa kepada-Nya. Allah berfirman dalam QS. Al-Ankabut ayat 2-3, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta”.

Banyak yang mengatakan jika hijrah itu tidak mudah, hijrah itu sulit, hijrah itu menyakitkan. Ketahuilah, sulit bukan berarti tidak dapat dilakukan. Allah sendiri yang mengatakan bahwa setelah kesulitan itu ada kemudahan. Bersabarlah menghadapi segala yang terjadi, karena sesungguhnya sabar itu tak berujung dan tak bertepi. Allah berkata dalam QS. Al-Baqarah ayat 177, “Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.


Sabarlah duhai saudaraku, janganlah engkau bersedih hati dan bersikap lemah. Ketahuilah, bahwa Allah telah menciptakanmu sebagai orang yang paling tinggi derajatnya. Jauhilah segala hal yang bisa menghilangkan waktumu dari kebaikan, karena setiap detik akan dihitung terhadap apa yang telah kita lakukan. Investasikanlah waktumu untuk hal-hal yang dapat mengundang keridhoan Allah Subahanhu Wa Ta’alla.
0

0 komentar:

Posting Komentar