AKU TAHU DAN SANGAT YAKIN bahwa dalam diri manusia ada modal untuk berbuat baik. Aku tahu
dan sangat yakin juga, bahwa dalam lubuk hati setiap manusia ada hasrat ingin
kembali pada jalan yang benar. Aku tahu dan yakin, bahwa Allah menciptakan
manusia itu dalam keadaan suci dan bersih dari dosa. Karena itu, aku yakin
setiap manusia pasti menginginkan dirinya berada dalam kebenaran.
Siapa sih yang ingin masuk
Neraka?
Mulai dari pak Kyai,
ibu-ibu arisan, preman pasar, sampai pencuri berstandar internasioanl pun pasti
menginginkan Syurga. Dan kurasa tidak ada seorang pun yang mencita-citakan diri
untuk masuk ke dalam Neraka. Baik itu orang yang beriman maupun orang yang
selalu berbuat dosa, pasti tidak ingin menjadi penghuni tempat kembali yang
paling buruk itu. Tapi, mengapa ya meskipun begitu, masih ada saja orang yang berbuat
dosa? Termasuk diri kita sendiri, masih saja berbuat dosa padahal kita tahu
bahwa itu adalah dosa.
Berbicara tentang dosa.
Apa itu dosa? Dosa adalah perbuatan salah yang dilakukan oleh seorang hamba
karena melanggar ketentuan yang ditetapkan Allah SWT. Tingkatan dosa itu ada
beberapa jenis, diantaranya ada yang termasuk dosa besar dan ada dosa kecil.
Setiap manusia pasti memiliki dosa. Namun, meskipun demikian, Allah dengan
Rahman-Nya tetap menutupi semua aib dan dosa-dosa kita di hadapan manusia
lainnya. Dia memang Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Seandainya saja dosa itu
bisa nampak, maka tentu kita akan malu dan tak mau bertemu dengan siapapun.
Kita akan sibuk meminta ampunan dari Allah SWT agar dibersihkan dari dosa.
Bayangkan jika satu dosa bisa merontokkan satu rambut, maka tentu kepala kita
sudah botak. Jika satu dosa bisa mengeluarkan bau busuk dari tubuh kita, maka
kita sendiri mungkin sudah tidak tahan dengan baunya.
Di saat bersamaan, saat
kita melakukan dosa atau di saat dosa kita kepada Allah sangat banyak sekali,
Dia malah masih saja sayang kepada kita selaku hamba-Nya. Allah itu Maha Lembut
lagi Maha Terpuji. Selain menutupi aib-aib dan kebusukan amal kita, Dia juga
masih saja memberikan kenikmatan yang tidak ternilai harganya.
Andaikan setiap melakukan
dosa, Allah mengurangi jatah oksigen untuk tubuh pasti kita sudah mati.
Andaikan setiap melakukan dosa, Allah memberhentikan denyut jantung, kita juga
pasti sudah tiada. Atau andaikan ketika melakukan dosa, Allah serahkan hidup
kita agar kita sendiri yang mengurusnya (jantung kita detakkan sendiri, darah
kita alirkan sendiri, makanan kita cerna dan didistribusikan sendiri ke seluruh
tubuh, dan yang lainnya) pasti kita tidak akan mau hidup berlama-lama.
Jangankan untuk melakukan pekerjaan dunia, mengurus diri sendiri pun pasti akan
sangat kelelahan. Kita tidak akan pernah bisa tidur, karena jika tidur maka
jantung tidak akan ada yang mendetakkan, darah pun tidak mengalir, dan
paru-paru tidak ada yang memompa.
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahmaan:13)
DOSA
MEMBUAT JIWAKU GELISAH
Dari uraian di atas,
mungkin bisa kita semua pahami bahwa pada hakikatnya tubuh kita ini bukanlah
milik kita, melainkan milik Allah SWT. Tubuh kita ini akan selalu patuh pada
perintah-perintah Allah. Lalu mengapa diri kita ini sulit sekali untuk patuh
pada Tuhan kita sendiri? Di saat kita durhaka dan berbuat dosa kepada Allah,
seringkali jiwa, hati, dan pikiran menjadi kacau dan tidak tenang. Kita jauh
dari bahagia. Padahal, biasanya seseorang melakukan dosa adalah untuk mencari
rasa aman, tenang, dan bahagia. Namun yang didapat malah sebaliknya.
Hal tersebut terjadi
karena adanya pertentangan di antara kita dengan tubuh kita sendiri yang mana
pertentangan ini tentu tak kasat mata. Tubuh kita melakukan semua yang telah
Allah perintahkan. Namun, kita gunakan tubuh ini untuk berbuat dosa. Sehingga
terjadilah pemberontakkan dan goncangan pada tubuh, meskipun kita tidak pernah
merasakannya. Yang kita rasakan adalah adanya gangguan jiwa yang menyebabkan
diri menjadi tidak tenang, selalu gelisah, dan jauh dari bahagia. Akhirnya,
hidup pun jadi bergantung pada pil penenang dan obat-obat syaraf.
CONTOH PERBUATAN DOSA YANG
MEMBUAT DIRI GELISAH.
Setiap perbuatan dosa,
pasti akan membuat diri ini gelisah. Baik dosa kepada Allah SWT, dosa kepada
manusia, ataupun dosa kepada makhluk Allah lainnya. Dalam buku ini akan
dipaparkan beberapa contoh dosa yang kemudian membuat diri menjadi gelisah.
1.
Bohong
Bohong adalah perkataan tidak benar dan perilaku menghindari
kebenaran. Kebanyakan orang pasti pernah berbohong. Jarang sekali orang yang
tidak pernah berbohong seumur hidupnya. Bohong adalah salah satu perbuatan dosa.
Setiap perbuatan dosa pasti membuat diri menjadi gelisah.
Sebagai contoh, misalkan kita menghilangkan buku seorang teman.
Kemudian, suatu hari teman kita itu menginginkan bukunya kembali. Karena kita
takut pada teman kita tersebut, kita pun mencari aman agar dia tidak marah. Kita
malah berbohong dengan mengatakan bahwa buku tersebut ketinggalan di rumah.
Pada saat itu, mungkin diri kita merasa aman sesaat, namun hati kita tetap
gelisah karena bisa jadi stock buku tersebut sudah tidak ada di toko buku atau
yang lainnya. Kita pun gelisah dan cemas kalau tiba-tiba teman kita itu malah
ingin berkunjung ke rumah kita.
Biasanya,
orang yang terbiasa berbohong akan sulit dipercaya oleh orang lain. Selain itu,
orang yang melakukan kebohongan cenderung akan melakukan kebohongan-kebohongan
lainnya untuk menutupi kebohongan sebelumnya yang pernah dia lakukan.
2.
Zina
Zina adalah salah satu dosa besar. Zina akan membuat si
pelakunya akan dihantui rasa cemas, gelisah, tidak disukai oleh orang disekitarnya.
Seseorang yang berzina pun, banyak yang dihinggapi oleh penyakit kelamin. Selain
itu, zina pun menimbulkan aib yang mempermalukan diri sendiri dan keluarga,
baik di dunia maupun di akhirat. Perbuatan zina dapat menimbulkan kehamilan di
luar pernikahan, nikah paksa, dan lain-lain.
Lalu apa yang harus kita
lakukan jika kita telah melakukan dosa?
Tentu, saat kita sadar
bahwa yang kita lakukan adalah salah, maka bersegeralah memohon ampunan kepada
Allah. Allah itu Maha Baik. Saking baiknya, Allah selalu menunggu manusia untuk
kembali bertaubat kepada-Nya. Percayalah, sungguh Allah sedang menunggu kita
untuk kembali kepada-Nya. Allah sungguh merindui kita semua. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalaam pernah
bersabda, “Sesungguhnya
Allah lebih suka menerima taubat hamba-Nya melebihi dari kesenangan seseorang
yang menemukan kembali untanya yang hilang di tengah hutan.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Air
mata dari sang pendosa itu, bisa menyelamatkan kita dari siksa neraka. Allah
mengharamkan api neraka untuk manusia yang pernah menangis menyesali dosa-dosa
yang pernah dilakukannya. Bahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa air
mata si pendosa itu lebih berat dan berharga daripada tinta ulama.
Air
mata sang pendosa ibarat bumbu yang paling sedap dalam beribadah. Air mata ini
hanya dikeluarkan oleh manusia. Air mata ini adalah produk impor dari penduduk
bumi untuk penduduk langit. Para malaikat memang selalu beribadah dan beribadah
kepada Allah. Tetapi mereka tidak pernah menangis menyesali dosa-dosa mereka,
karena mereka tidak pernah melakukan satu pun dosa.
Ada
sebuah kisah, dimana kisah ini akan terjadi kelak di akhirat nanti. Ada seorang
manusia yang memiliki dosa yang sangat banyak. Ketika itu, seluruh amalannya
sedang diperlihatkan dan ditimbang. Manusia itu menyangkal dan mengatakan bahwa
ia tidak pernah melakukan semua dosa ini. Kemudian, para malaikat mendatangkan
saksi atas perbuatan dosanya tersebut. Saksi-saksi tersebut adalah tubuh
manusia itu sendiri. Mata, telinga, tangan, kaki, dan semuanya bersaksi bahwa
ketika di dunia manusia ini sering melakukan dosa ini dan dosa ini. Semua saksi
itu berkata dan memberatkan dosa si manusia. Akhirnya manusia itu pun pasrah,
dan dia tidak menyangka bahwa seluruh tubuhnya berbicara dan menjadi saksi atas
dosa-dosanya. Sampai ketika seluruh tubuhnya telah bersaksi semuanya, ada
selembar bulu mata pun kemudian berkata, “Ya Allah, seluruh tubuh manusia ini
telah Engkau izinkan untuk bersaksi, maka izinkan aku pun untuk bersaksi”.
Kemudian atas izin Allah, bulu mata itu pun bersaksi bahwa ketika di dunia,
manusia ini pernah menangisi dosa-dosanya dan dia adalah bulu mata yang jatuh
terkena air mata si pendosa itu. Akhirnya, atas rahmat Allah SWT, manusia itu
pun terbebas dari dosa-dosanya dan masuk ke dalam Syurga. Maasya Allah.
Begitu
hebatnya air mata kita, sampai bisa menghapuskan dosa hingga Allah pun
memberikan Syurga.
Begitu
berartinya harga sebuah tangisan penyesalan sang pendosa di sisi Allah SWT.
Namun,
sayangnya seringkali kita menangis itu bukan karena menangisi dosa-dosa.
Melainkan karena mengeluh akan kehidupan dunia. Kita lebih sering menangisi
dunia dan segala huru haranya. Menangis karena cinta pada manusia, menangis
karena harta, menangis karena tahta, menangis karena dihina, menangis karena
ditinggalkan, menangis karena merasa sendiri, dan lain sebagainya.
Dear..
Air mata kita itu, berharga di sisi Allah. Jagalah air mata ini agar hanya
menetes karena mengingat dosa-dosa kita dan kebaikan Allah saja. Meskipun
sulit, setidaknya kita sudah berusaha. Allah tahu bagaimana kita berusaha.
“Dan janganlah kamu merasa lemah, dan
janganlah pula bersedih hati, sebab kamulah yang paling tinggi derajatnya, jika
kamu orang beriman” (QS. Ali Imron : 139)
Lalu,
bagaimana jika dosa-dosa kita terlampau banyak? Kita sudah teramat malu kepada
Allah karena sudah taubat, namun kita malah berbuat dosa lagi, lagi, dan lagi.
Jangan
pernah berputus asa dari rahmat Allah, Dear. Allah itu maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Ketika kita sudah taubat lalu berbuat dosa, maka tugas kita adalah
bertaubat lagi, bertaubat lagi, dan lagi. Allah rindu akan taubat kita. Masih
diberikannya hidup pada saat ini pun merupakan sebuah bukti, bahwa Allah masih
menunggu kita untuk bertaubat.
Jangan
pernah merasa diri sudah terlampau tenggelam dalam lumpur kemaksiatan, sehingga
kita tidak mau bangkit dari keterpurukkan. Bangkitlah saudaraku, cahaya
kemenangan itu telah menanti. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah.
Teruslah dan terus dekati Allah, sampai Allah mencintai kita.
“Wahai hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya Allah Maha
Mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun, Maha
Penyayang” (QS. Az-Zumar : 53).
Yang
harus kita lakukan adalah berhijrah. Hijrah dari lumpur dosa kepada keridhoan
Allah SWT. Hijrah itu artinya berpindah. Tentu, agar kita bisa berhijrah harus
mempersiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu. Dan yang terpenting dalam
berhijrah adalah mempersiapkan niat. Niatkan bahwa kita benar-benar ingin
berubah ke arah yang lebih baik.
Banyak yang mengatakan jika
hijrah itu tidak mudah, hijrah itu sulit, hijrah itu menyakitkan. Ketahuilah,
sulit bukan berarti tidak dapat dilakukan. Allah sendiri yang mengatakan bahwa
setelah kesulitan itu ada kemudahan. Bersabarlah menghadapi segala yang
terjadi, karena sesungguhnya sabar itu tak berujung dan tak bertepi. Allah
berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 177, “Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan, mereka itulah yang benar imannya dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa”.
Berhijrah
itu tidaklah susah. Ketahuilah, susah itu hanya dalam pikiran kita saja. Tidak
ada yang susah selagi kita mau berusaha. Apalagi dalam menjalankan syari’at
Allah Ta’alla. Allah tidak mungkin memerintahkan sesuatu yang tidak bisa
dilakukan oleh Hamba-Nya. Mustahil Allah dzolim kepada hamba-Nya. Bukankah
Allah berfirman bahwa Allah tidak akan membebankan sesuatu melebihi batas
kemampuan hamba-Nya. Bersama kesulitan ada kemudahan, bersama kesulitan itu ada
kemudahan. Jadi, kapan kita akan memulai untuk berhijrah?
Sabarlah duhai saudaraku,
janganlah engkau bersedih hati dan bersikap lemah. Ketahuilah, bahwa Allah
telah menciptakanmu sebagai orang yang paling tinggi derajatnya. Kita semua
pasti mampu untuk berhijrah. Jangan
pernah beralasan bahwa kita tidak mampu untuk berhijrah karena hidayah Allah
belum datang! Jangan pernah, saudaraku!
Ketahuilah,
hidayah itu bahkan sudah ada dekat sekali dengan kita. Dekaaaat sekali. Hanya
saja kita enggan menggapainya. Dan, hidayah itu harus dijemput, say.. bukan ditunggu.
Bukalah pintu hati kita untuk menjemput hidayah Allah SWT.
Bacalah
Al-Qur’an, maka insya Allah kita mendapat hidayah.
Pergilah
ke majlis ta’lim, maka insya Allah kita mendapat hidayah.
Berkumpulah
dengan orang-orang shaleh, maka insya Allah kita mendapat hidayah.
Ambil
wudhu dan dirikanlah shalat, maka insya Allah kita mendapat hidayah.
Intinya,
kita harus berusaha bangkit dan meninggalkan perbuatan dosa.
Bagaimana
mungkin kita bisa mendapat hidayah, jika yang kita baca adalah majalah dewasa,
komik fantasi, atau novel percintaan yang haram.
Bagaimana
mungkin kita bisa mendapat hidayah, jika yang kita lihat adalah sesuatu yang
diharamkan Allah SWT.
Bagaimana
mungkin kita bisa mendapat hidayah, jika kaki terus saja dilangkahkan menuju
tempat dosa.
Bagaimana
mungkin kita bisa mendapatkan hidayah, jika hidayah itu sendiri kita tolak
begitu saja.
Jika
hidayah itu tak kunjung terasa datang, dekatilah Allah. Mintalah kepada Allah
dengan keinginan bertaubat yang menggebu-gebu. Dekatilah Allah dengan perasaan
haru dan rindu untuk bertemu. Mintalah ampunan kepada Allah dengan perasaan
yang merendah karena terlampau banyak dosa. Insya Allah, Dia akan memberikan
hidayah-Nya kepadamu.
Berdoalah
kepada Allah. Ingatlah, bahwa tidak ada satupun doa yang tidak dikabulkan Allah
SWT. Jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya.
Rasulullah
pernah bersabda, bahwasannya Allah berfirman, “Wahai anak Adam, selama engkau berdoa
dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu, seberapapun kesalahanmu,
dan Aku tidak peduli” (HR. Tirmidzi).
Sebenarnya, semuanya itu tergantung
dari bagaimana kita. Apakah kita ingin kembali ke jalan-Nya atau tidak? Allah
itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Jika ada hamba-Nya yang mendekati Dia
sehasta, maka Dia akan mendekat sedepa. Jika ada hamba-Nya yang mendekati Dia
dengan berjalan, maka Dia akan mendekati hamba itu dengan berlari. Sungguh,
Allah itu merindui kita selaku hamba-Nya.
Pada akhirnya kita harus
berusaha. Jangan hanya menunggu untuk diberi. Kita harus berusaha membuktikan
bahwa kita memang bersungguh-sungguh ingin berhijrah dan bertaubat. Yuk ah,
kita belajar bersama-sama menjauhi segala hal yang bisa menghilangkan waktu
dari kebaikan, karena setiap detik akan dihitung terhadap apa yang telah kita lakukan.
Investasikanlah seluruh waktu kita untuk hal-hal yang dapat mengundang
keridhoan Allah Subahanhu Wa Ta’alla.